Debet air dari air terjun yang tingginya sekitar 50 meter ini masih besar walaupun bukan musim penghujan. Hal itu tidak mengherankan, letaknya yang berada di kawasan Gunung Gede Pangrango yang berada di ketinggian sekitar 1300 mdpl adalah kawasan yang masih terlindungi.
Btw, saat aku mencoba browsing di Internet mencari informasi tentang Curug Sawer ternyata banyak sekali air terjun di sekitar Jawa Barat yang menggunakan nama Curug Sawer. Ada Curug Sawer di Majalengka, ada Curug Sawer di Pandeglang, Curug Sawer di Gunung Halu. Juga ada satu lagi nama Curug Sawer di Tasikmalaya. Duh kok pasaran banget ya kasih nama Curug Sawer.
Melihat Curug Sawer sebenarnya bonus saja bagiku karena dari awal aku tidak punya informasi sedikitpun tentang curug satu ini. Dari awal perjalanan aku hanya berniat mengunjungi Danau Situ Gunung saja yang sudah aku tulis di sini: Kabut Pagi Danau Situ Gunung. Tapi rupanya hari pertama kedatanganku di danau ini pemandangannya tidak seperti yang kuharapkan, cuacanya sangat cerah tanpa kabut pagi sedikitpun.
Sebuah jembatan kayu di depan Curug Sawer |
"Iya ikut jalan terus saja nanti ada pertigaan di depan itu belok ke kanan yang jalannya naik ke atas," katanya kepadaku saat aku bertanya arah jalan Curug Sawer.
Ya udah, aku berjalan mengikuti petunjuk orang itu. Semakin jauh ke dalam semakin rapat pepohonan. Sempat bertemu sebuah pertigaan namun yang jalan belok ke kanan ada sebuah gerobak diletakkan menutupi jalan, juga ada sebuah kayu yang dipasang menghalangi. Ah, pasti bukan pertigaan ini, aku menduganya. Aku melanjutkan perjalanan tapi beberapa lama tidak melihat pertigaan lagi kecuali jalan setapak aku jadi ragu. Mendekati sebuah jembatan kecil aku bertemu dengan seseorang pria tua yang berjalan dengan memanggul umbi hutan. Ternyata benar, bapak tua tadi mengatakan kalau aku terlewat jauh, seharusnya ke pertigaan yang tadi. Justru sekarang aku mengarah ke curug Cimanaracun. Tanggung, aku sekalian berjalan lurus ke arah curug Cimanaracun yang ditunjuk bapak tua tadi.
Curug Cimanaracun yang debet airnya kecil |
Aku kembali ke arah pertigaan tadi dan mulai berjalan menanjak pelan menuju ke atas. Beberapa ratus meter kemudian aku baru tahu kenapa ada terpasang penghalang di pertigaan. Sebuah pohon besar tumbang menutup jalan setapak, tampaknya pohon ini sudah cukup lama tumbang entah karena apa. Tapi rupanya pohon tumbang bukan satu saja, ada beberapa pohon tumbang yang aku temui sepanjang jalan. Setelah berjalan menyusuri jalan setapak akhirnya aku bertemu dengan jalan yang sedang diperbaiki.
Suspension Bridge yang menjadi jalur singkat ke Curug Sawer |
Jembatan kayu di depan Curug Sawer |
Disalah satu belokan dekat jembatan ada warung kecil. Ya udah, buat sekalian turunin napas yang agak ngos-ngosan aku mampir ke salah satu warung kecil yang buka di pinggir jalan. Semangkuk mie panas terasa nikmat saat udara dingin seperti ini.
Jembatan anyaman bambu |
Masih jam 9 pagi, tapi air terjun Sawer telah dipenuhi pengunjung. Bukan pengunjung dari wisatawan melainkan anak-anak pramuka yang sedang melakukan kegiatan di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Padahal kata penjual makanan di perlintasan jalan dari danau Situ Gunung ke air terjun Sawer bilang tidak banyak pengunjung yang lewat kesini. Kemungkinan mereka menggunakan jalur lain untuk sampai kesini. Memotret dalam kondisi seperti ini lumayan susah juga karena banyaknya orang yang berlalu lalang.
Balik dari Curug Sawer terus terang aku malas lewat jalan yang tadi, jadi aku memilih keluar lewat jembatan pipa air dan masuk ke perkampungan. Jalan ini yang memberitahu penjual mie rebus, katanya warga kampung sekitar biasa lewat jembatan itu jika mau ke Curug Sawer. Cocok, jalan buat wisatawan yang mau gratisan hahaha...
Baru ngeliat foto suspension bridge nya, udah dag dig dug :'
BalasHapusBanyak juga ya nama Curug sawer :D
Mungkin banyaknya nama Curug sawer di daerah yang pake bahasa Sunda karna Sawer artinya tempias atau berpercikan yang menggambarkan curug alias air terjun itu sendiri. mungkin ya.. hehe. Saya bukan orang Sunda, tapi mau sok tau dulu. Heheee..
Oh nama Sawer itu artinya tempias.. baru tahu.. pantesan nama sama karena sama-sama kenceng sampai tempias kasih nama Sawer... aku kira sawer itu orang kasih uang waktu festival nari-nari gitu :D
Hapuskerenn.indah sekalii,,
BalasHapusMakasih udah mampir kesini
HapusNgelihat peta, jalan kaki dari Situ Gunung ke Curug Sawer bikin lutut saya gemetar duluan hahaha. Btw jembatan gantung dan jembatan kayu sama-sama bakal bikin jantung serasa copot. Saya pernah melintasi jembatanjembatan itu di Ende ... Amboyyy 😁
BalasHapusNah suspension bridge-nya itu emang bakal lebih bikin jantung lebih pengen copot.. bayangin jembatan sepanjang itu pake suspension emang niat yang bikin hahahaha
Hapuswaaaaah tulisanmu dan foto2 mu selalu asyik di baca dan diikuti bang, saatnya memasang domain bang :D
BalasHapusAku masih mikir di masalah foto bang Yud, foto2ku kan ukuran 2000 pixel dengan size 400-800KB nah ngitungnya itu butuh host berapa besar kalau seperti itu..
HapusTerimakasih infonya https://bit.ly/2QoWoWV
BalasHapusTerima kasih sudah berkunjung
HapusSayang belum dibuka,, padahal kalau lewat suspension bridge itu kayanya banyak objek foto kece tuh mas..
BalasHapus-Traveler Paruh Waktu
Mungkin sekarang udah.. kemarin dikasih tahu kalau Oktober mau dibuka sama Jokowi... udah kesana lagi belum?
Hapus