Tulisan dan foto di blog ini bebas didownload, namun untuk penggunaan kembali hanya dibebaskan untuk kepentingan non-komersial dengan mencantumkan alamat sumber tulisan/foto. Hormati karya cipta!.

Kamis, 16 Juni 2011

Senja-Senja di Pesisir Pantai (Kupang)

Pemandangan senja di pantai Pasir Panjang, Kupang

Menjelang malam di pantai Namosain
Langit di ufuk barat mulai memerah, menghapus jejak kuning yang semula begitu terang. Selapis awan tipis yang awalnya tampak menyala kuning garang mulai menghitam. Aku berdiri berjingkat untuk melihat bayangan warna air yang memerah di laut disamping kakakku yang seperti tak acuh. Bapakku duduk di pinggir tembok pembatas laut sambil menahan satu tangan di punggungku, tangan yang begitu besar sebesar pemilik tangan ini membuatku tidak takut menatap ombak yang berulang kali menampar tepian tembok pembatas ini. Sementara ibu yang sedang menggendong adikku yang masih berumur dua setengah tahun berdiri senja tanpa sepatah kata terucap dari mulutnya. Hanya sekali kulihat sebaris senyuman saat pertama kali sampai di tempat ini. Semua tenggelam dalam angan dan harap masing-masing sementara pertunjukan langit justru sedang memamerkan adegan terakhir sebelum menutupnya dengan tirai biru gelap malam.
Itulah pertama kalinya keluargaku berlibur berangkat dari janji seorang bapak kala seorang anaknya (aku) sakit keras yang bisa saja membunuhku. Meskipun keluargaku sering kekurangan dan hampir tak pernah merasakan berlibur bersama, namun entah kenapa mengatakan sebuah janji untuk mengajakku berlibur jika aku sembuh. Dan setelah sembuh sesuai janji bapak mengajakku ke pantai Kartini yang ada di Rembang.

Pertunjukan langit yang saling berharmonisasi
 Itu adalah senja pertama yang kulihat dan sekali-kalinya yang kemudian tak pernah kulihat lagi sampai aku beranjak dewasa. Dan kutahu kemudian bahwa itu adalah kenangan liburan indah bagi ibu karena bisa bersama keluarga menikmati laut, hal yang dulu di masa kecilnya sering dilakukan karena dulu ibu tinggal di Pati yang memang berada di pesisir pantai utara Jawa.

Kini saat aku tinggal di Kupang selama lebih dari sepuluh tahun, sudah ratusan kali aku duduk menikmati pertunjukan warna langit yang Tuhan pertontonkan di tiap sore. Meskipun sering kali kulewati hari menikmati senja tak secuilpun ada rasa bosan karena sepertinya Tuhan begitu cekatan meramu pertunjukan senja dengan cerita tak pernah sama. Kadang ada kerlip kemilau kecil kadang menyusup di celah mataku saat-saat seperti ini teringat kembali kenangan kecil yang tak mungkin terulang.


Senja di daerah Tenau
 Pantai dan senja pernah memerangkapku dalam deru rindu saat pertama kali aku singgah di kota Kupang ini. Menjejakkan kaki di tanah rantau dalam masa yang tanpa pengalaman hidup sementara sudah di taruh rindu di seberang tanah bernama Jawa dan janji untuk kembali. Kulewati waktu duduk di karang-karang yang menjulang di pantai yang dikenal orang bernama Ketapang Satu yang terletak persis berhadapan dengan Kantor Cabang Bank BNI Kupang. Pantai yang dipenuhi batu-batu putih dan berpasir putih ini adalah pantai pertama yang kukenal.

Pantai Kupang yang berada di terminal kota bawah adalah tempat yang kusinggahi kedua. Menikmati senja dari sebuah jembatan dari gelagar kayu sungguh begitu menggoda. Sayang sekarang gelagar kayu itu sudah tidak ada digantikan dengan jembatan beton. Pasangan-pasangan duduk dan berdiri memadu kasih, seolah senja menciptakan romansa. Pias-pias cahaya senja di wajah para nona seolah menyihir nyong Kupang dan memberikan energi mengucapkan janji-janji, begitu indah, begitu menggetarkan dan begitu meluluhkan jiwa-jiwa yang sedang mencari pegangan cinta.

Senja di Pelabuhan Tenau, Kupang
 Walaupun di tempat yang sama nantinya kutemui cerita luka dari janji-janji yang terlalu tinggi, wajah-wajah cantik namun menatap senja dengan mata yang terluka seolah menuntut senja dari janji yang akhirnya tak pernah ditepati. Aku jadi ingat pengalaman saat kulihat seorang gadis yang tiba-tiba berjalan sendiri masuk ke laut tanpa disadari oleh orang-orang disekitarnya dan tiba-tiba dihebohkan dengan teriakan seseorang yang melihat orang mengambang di laut. Ternyata gadis yang berjalan ke laut itu berniat bunuh diri, luka hati hubungan dari seorang polisi yang tidak mau menikahinya saat tubuhnya menjadi berbadan dua (cerita yang aku ketahui kemudian setelah membantu polisi mencari tahu tentang gadis ini dan kutemukan surat dan foto-foto di tas putihnya)

Semenjak itu, senja menjadi bagian yang begitu sayang kulewatkan. Kulangkahkan kakiku kemana ada senja bisa dihampiri. Dan Kupang sendiri menjanjikan surga senja untuk dinikmati.
Pantai berpasir putih di Tablolong sampai pantai Manikin menawarkan senja yang damai. Di tempat-tempat ini, pertunjukan senja malah sering hanya diwarnai bunyi burung-burung laut yang pulang ke sarang. Maka di pantai ini akan terangkai jalinan cerita senja yang syahdu, menukikkan jiwa yang merindu pada kekasihnya

Anak-anak bermain di pantai Pasir Panjang
 Senja yang riuh dapat ditemui di pantai Namosain atau di pantai Pasir Panjang. Jamak sekali melihat anak-anak bermain bola di waktu senja begitu riang begitu riang. Teriakan-teriakan 'oper' atau sekali-kali 'goal' membawa aura gembira.
Siluet-siluet hitam berlarian mengajar bola ditinkah dengan siluet sepasang muda-mudi bergandengan tangan berpadu dengan warna langit yang menguning begitu harmoni melingkupi.

Ah, senja selalu punya cara merekam setiap jejak manusia dan pergumulannya, menyimpannya dan untuk kemudian menyampaikannya kembali di lain waktu sebagai kenangan yang tidak pernah terlupakan. Pada senja kutemukan derai tawa, pada senja pula ketemukan air mata. Sungguh senja adalah harmoni hidup

4 komentar:

  1. itu fotonya editan ato aslii,,kerennn bangett tempatnyaa

    BalasHapus
  2. Thanks tamee udah mampir.. ya foto-foto ini asli, penggunaan photoshop tentu ada untuk menguatkan tapi warna2 yang ada masih sebagaimana aslinya

    BalasHapus
  3. hello. i;m sorry, i'm copy your picture to my photograph.
    but, i'm so very very thanks to you because you share this picture so beautiful,

    BalasHapus
    Balasan
    1. Silahkan dikopi yang penting tetep dicantumkan sumber aslinya kalau dituliskan kembali ya.... thanks

      Hapus

Silahkan tinggalkan komentar anda disini. Untuk sementara komentar saya moderasi dulu karena banyak spam yang masuk. Terima kasih sudah berkunjung, salam MLAKU!

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Tulisan Lainnya