Taburan bintang di langit Pantai Kura Kura |
Tengah malam, kami semua harus bergegas membereskan sleeping bag dan memindahkan barang-barang di bawah ke dekat tenda. Api unggun yang letaknya beberapa meter ke arah pantai sudah padam diterjang gelombang. Air pasang telah mengurung tenda kami, untungnya tenda dipasang di gundukan pasir yang paling tinggi sehingga belum terjamah air laut.
Menikmati milkyway |
Jam setegah satu air mulai turun kembali, pertanda pasang tertinggi sudah lewat. Duh leganya perasaanku. Walaupun begitu kami tidak berani berpindah sampai air bener-bener turun agak jauh. Jam satu barulah kami mulai tenang, satu demi satu kami kembali ke dalam sleeping bag dan melanjutkan tidur.
Badanku seperti terayun-ayun pelan, tapi aku malas sekali membuka mata. Ayunan itu sepertinya bertambah kuat. Aku memaksakan membuka mata dan.. ternyata sleeping bag-ku telah terendam air laut sebagian. Aku merasakan dingin menerjang bagian bawah. Aku panik sementara suasana yang gelap membuatku kesulitan melihat ke arah tenda. Apakah semua senter dimatikan?
Sambil mencoba keluar dari sleeping bag aku berteriak memanggil Imam.. tidak ada jawaban.
Trysu!.. trysu!.. teriakku.. tidak ada jawaban... Al!.. Al!.. tidak ada jawaban juga. Ah sial kemana mereka semua? Tanyaku dalam kepanikan karena sleeping seperti terkunci sementara aku semakin terseret ke tengah.
Tiba-tiba mataku menatap ke atas bukit batu tampak mereka bertiga. Mereka mencoba berteriak kepadaku. Ah bagaimana mereka bisa naik ke atas dan meninggalkanku. Suara Imam terdengar lantang "Mas, cepat naik ke atas! Ombak besar!"
Aku semakin panik dan mendorong lebih kuat sehingga akhir sleeping bag terobek. Aku buru-buru keluar dan pada saat itu dari pantai sebuah bayangan hitam datang cepat dan saat aku tersadar tiba-tiba telah mendorongku ke bawah. Aku terpelanting masuk ke dalam pasir.
Gelap... gelap... aku coba menggapai ke atas... Tak ada suara tapi kepalaku rasanya tertekan dan semakin panas.. Aku semakin panik, tanganku semakin meronta kuat..
Dan..
Pemandangan matahari terbenam di Pantai Kura Kura |
Pantai yang Tidak Bernama
Aku memberi nama pantai ini Pantai Kura-kura karena memang di google maps pantai ini tidak memiliki nama. Dan karenanya pula dengan terpaksa untuk tulisan kali ini aku tidak dapat akan memberikan posisinya dengan gambar peta seperti biasanya. Maaf sekali ya.
Pertama kali aku ke pantai ini sebelumnya hanya berdua dengan Imam, dan hal yang pertama aku temui sepertinya adalah jejak penyu saja. Dan satu lagi yang miris adalah adanya sebuah tempurung penyu yang sudah tinggal rangka diletakkan tergeletak di atas batu. Sepertinya pernah ada yang mendatangi tempat ini untuk berburu penyu. Sayang sekali, padahal penyu sekali bertelur di suatu tempat cenderung akan kembali ke tempat yang sama sejauh apapun mereka berkelana.
Pasir putih di Pantai Kura Kura |
Aku beruntung bisa melihat pantai ini, makanya perjalan ke dua aku bersama empat teman lainnya Imam, Trysu, Daud, dan Al kembali ke tempat ini untuk berkemah. Walaupun malamnya kami harus menjalani kondisi horor seperti yang aku ceritakan di awal tulisan.
Setidaknya peristiwa malam itu membuat kami belajar. Artinya jika bermalam di pantai ini sebaiknya pahami pasang surutnya. Yang pasti, jika sedang purnama atau bulan mari sebaginya tidak memasang tenda di sini. Karena pada saat puncak pasang sepertinya tidak ada pantai yang tersisa kecuali sebagian kecil pasir di sudut bukit karang kami memasang tenda. Itu pun kemungkinan saat purnama darah sangat mungkin seluruh pantai ini akan tergenang air dan ombak yang besar akan mencapai ke arah bukit karang.
Gila gelombang tinggi serem amat. Baca-baca di berita emang lg parah sih gelombang di pantai selatan. Mesti hati-hati kalo gelar tenda di pinggir pantai, tar bangun-bangun udah hanyut ke australia hahaha
BalasHapusGak kemarin pas puncak pasang saja kalau sampai gelombang tinggi abis kita karena disekeliling karang tinggi semua
HapusTerimakasih informasinya, sangat bermanfaat sekali. Kunjungi website kami untuk info menarik tentang ikan dan memancing http://bit.ly/2wfsXyj
BalasHapusThanks kunjungannya
HapusKyaaaaa ini dimanaaa... klo ga ada namanya yoo patokannya mas hahaha
BalasHapusIya dirahasiakan karena bukan kawasan wisata takut diserbu gerombolan gak bertanggung jawab mas... yang mau tahu lokasinya nanti lewat japri
HapusIri ah, pas aku di Kupang dulu mas Becky gak pernah explore sejauh ini huhu..
BalasHapus-Traveler Paruh Waktu
Jauh juga sebenarnya tapi gak terekam dalam tulisan :D
HapusMantap sekali pemandangannya.
BalasHapusThanks udah mampir di blog
HapusMatahari terbenamnya keren bangat,, lokasi pantainya rahasian ya biar gak kena anak alay nantinya
BalasHapusIya karena bukan pantai umum.. kalau banyak yang datang dan bikin rusuh takutnya nanti gak diijinin kesini lagi
HapusKeren gambar landscapenya. Apalagi yang ada milky way. Jadi merinding..Wah bahaya ya air laut kalau sampai kena barang elektronik...
BalasHapusIya, untungnya kemarin cuma pasang biasa kalau sampai banjir rob gak taulah nasib kita
HapusSaya sudah deg-degan bacanya pas sleeping bag mulai basah, gelap, tak ada sahutan dari Imam dan Trysu, ternyata mimpi. Serem sekali Bang kalau berkemah di pantai terus air lautnya pasang naik begitu. Oia, itu foto langitnya superb!
BalasHapusMasih untung pas bukan musim gelombang tinggi hanya pasang.. kalau pas musim gelombang musim kejadian di mimpiku benar-benar terjadi.
Hapus