Dari Jakarta ke Tegal ditempuh selama 5 jam perjalanan dengan kereta api malam jurusan Semarang. Kali ini aku ditemani dua kakakku. Pagi hari kami tiba di Tegal.Keluar dari Stasiun Tegal sudah ada angkutan umum yang bisa mengantar kita sampai Slawi. Angkutan umumnya tiap lima menit lewat di depan warung tempat kita sarapan. Sampai Slawi disambung dengan angkutan umum berupa mobil pick up bak terbuka menuju Bumijawa.
Akhirnya tiba juga aku di Guci. Kawasan hutan wisata yang terletak di kaki Gunung Slamet.Setelah check-in hotel, aku bersiap-siap pergi ke tempat pemandian umum. Kebetulan aku memilih hotel yang terbesar di kawasan ini dengan pertimbangan hotel ini memiliki kolam renang yang luas. Jadi setelah selesai mandi dari pancuran pemandian umum bisa lanjut ke kolam renang.
Tempat pemandian pertama yang aku kunjungi adalah Pancuran Tigabelas. Disebut Pancuran Tigabelas karena memiliki tiga belas pancuran. Terdiri dari tiga bagian berundak-undak. Bagian yang berada di undakan tertinggi berdekatan air terjun dengan aliran sungai yang mengikutinya. Penduduk sekitar menyebutnya Air Terjun Bedor. Diambil dari nama orang yang pertamakali menemukan air terjun itu.
Serasa dipijat punggung dan kepalaku saat air pancuran yang deras menyentuh tubuh. Mandi dan berendam di air panas membuat tubuh jadi rileks sekaligus terapi stres hehehe. Istimewanya mata air panas Guci ini berasa tawar dan tidak mengandung sulfur atau belerang jadi tidak membuat kulit menjadi kering.
Selesai berendam di Pancuran Tiga Belas, aku beranjak ke Pancuran Lima. Air di Pancuran Lima terasa lebih panas dikulit. Oleh karena itu aku hanya berendam selama lima menit, lalu pindah ke kolam sebelahnya. Disini pengunjung lebih sedikit dibanding Pancuran Tiga Belas. Puas berendam disini, aku kembali ke hotel.
Niatku setelah sampai hotel mau melanjutkan berendam di kolam renang tidak jadi. Perutku mengirim sinyal untuk segera diisi hehehe. Selesai mandi berbilas, saatnya isi perut.
Diseberang hotel ada pasar dan tempat parkir bagi para pengunjung wisata pemandian air panas. Kios-kios berjejer sepanjang area parkir, sehingga memudahkan untuk mencari makanan, minuman, jajanan dan cinderamata/oleh-oleh.
Sate kambing muda, sate kelinci dan teh poci menemani makan siang yang telat. Hhmmm yummy.... Kelar mengisi perut, aku balik ke hotel menghabiskan sore di pinggir kolam renang. Rencana nanti menikmati suasana malam di Guci.
Menikmati malam sambil berpayungan. Berjalan hati-hati untuk menghindari cipratan air. Hujan dari sore membuat aku mencari yang panas dan berkuah untuk makan malam. Mie instan, kopi dan wedhang jahe jadi pilihan yang asik.
Keesokan pagi aku langsung berendam di kolam renang karena kemarin belum sempat berenang disini. Setelah mandi dan sarapan di hotel, aku mengunjungi hutan wisata dan Pancuran Tigabelas lagi. Sekedar untuk berfoto dan mencicipi kuliner sepanjang jalan ke sana. Tak lupa membeli oleh-oleh. Saatnya check out hotel, kembali ke Jakarta.
Foto dan tulisan: Arum Mangkudisastro
mirip sama salah satu tempat wisata di bali ya. tapi yang ini pemandian air panas, kalau yang di bali itu kayak tempat sakralnya orang hindu gitu. lain kali mau mampir kalau pas lewat tegal :D
BalasHapusiya mas fahmi..jejak ke tegal
HapusTempatnya sungguh indah.. Indonesia kaya akan wisata alam !
BalasHapusindonesia selalu mempesona...terimakasih sudah mampir Lombok Wander
HapusWah habis ke Guci, terimakasih mbak sudah mengunjungi wisata andalan kota kelahiran saya
BalasHapusterimakasih sudah mampir di blog kami
HapusSaya dulu pernah ke sini... duluuuu banget. sekarang kayaknya sudah makin keren ya
BalasHapusiya mas Gun Firdaus sekarang uda banyak perubahan di guci
HapusKalau boleh tahu nama hotel menginapnya apa ya? Atau ada hotel lain yg menurut mbak recommended sekitar Guci? Trims ya.
BalasHapustempat menginap sebaiknya di hotel yg dekat dengan fasilitas umum juga..
Hapussepertinya menarik. masukin list dulu ah
BalasHapusPaket Wisata Jogja
Terimakasih sudah mampir di blog kami
Hapus