Keindahan pantai di Nihiwatu Resort, pantai Sumba tak diragukan lagi keindahannya |
Pantai berwarna biru muda dan sangat jernih |
Tempat bersantai sambil menikmati minuman |
Agak molor, akhirnya kami baru berangkat jam setengah sembilan. Untungnya aku masih sempat sarapan bareng Imam. Yang paling beruntung tuh Imam sebenarnya, baru sekalinya penugasan kesini eh udah dapat kesempatan sampai ke Nihiwatu Resort.
Lewat jalur ke arah Wanokaka, dua kendaraan kami tidak sampai setengah jam sudah sampai di depan pos jaga menuju Nihiwatu Resort. Seperti yang kami duga, kami harus melapor ke pos pertama. Petugas pos pertama selanjutnya mengontak lewat peralatan radio ke petugas pos jaga kedua. Tak lama kemudia seorang sekuriti dari pos kedua datang dan kembali menanyakan maksud kedatangan kami. Setelah diberitahu, sekuriti itu menghubungi manajer resort. Lalu kami disuruh menunggu untuk mengkonfirmasikan ijin kami termasuk masalah kami terlambat setengah jam lebih. Dari sini tampak beda banget adat kita dan mereka. Bila terlambat setengah jam di orang kita masih dimaklumi tapi di mereka ijinnya kembali dipertanyakan. Untungnya tak lama kemudian rombongan kami dipersilahkan masuk. Pos masuk sampai ke tempat parkir situasi tampak berantakan dengan tumpukan bahan bangunan dan kayu-kayu karena ternyata ada pekerjaan pemeliharaan dan penambahan fasilitas yang baru.
Imam menuju ke arah tempat bersantai |
Pantainya memang bagus khas pantai-pantai di Sumba namun bukan berarti ini lokasi pantai terbaik, kalau keindahan pantainya bolehlah ditandingkan dengan pantai Marosi yang juga tidak jauh dari Nihiwatu. Bangunan-bangunan kamar yang dibangun disini bukanlah seperti hotel berbintang namun sebuah bangunan berbahan kayu dan bambu dengan atap dari ilalang, sangat khas Sumba. Beberapa bangunan di depannya terdapat kolam kecil, tidak seluruh kamar terutama kamar yang tipe luxury suite dan luxury room.
Kami rombongan diantar melalui jalanan menurun di samping beberapa rumah-rumah yang kiri kanan dibangun dengan batu-batu sampai ke pinggir laut. Seorang pelayan dengan menawarkan kami minuman selamat datang. Untungnya minuman yang diberikan berupa minuman kaleng bersoda bukan minuman keras.
Hamparan pasir putih dan laut kebiruan menghampiri mata kami. Di sepanjang pinggir pantai disemen. Cuaca cerah sekali saat itu, tampak beberapa pria berkulit gelap sibuk mondar mandir membawa peralatan surfing (awalnya kukira mereka pelatih surfing). Tak berapa lama datang rombongan bule dan beberapa anak kecil yang ternyata mereka yang akan melakukan latihan surfing. Melihat kondisi lautnya yang langsung berhadapan dengan Samudera Hindia, pantai ini memang memiliki potensi untuk olahraga surfing. Tampak beberapa orang mencoba berdiri di atas papan surfing namun begitu ombak datang mereka berjumpalitan jatuh ke laut. Walaupun mereka ramah dan mengawal kami, sekuriti terus berhubunganan dengan petugas lain untuk memastikan kedatangan kami tidak membuat tamu lain terganggu. Oh ya, ada satu lokasi yang tampak bagus sekali dari jauh namun kami tidak dibolehkan mendekat kesana. Saat kami hendak melintas ke tempat lain, sekuriti akan mengontak terlebih dahulu petugas jaga lainnya. Saat itu kami harus menunggu karena di lokasi lintasan kami ada rapat. Mungkin pelayanan seperti inilah yang membuat harga yang mahal seperti ini tetap membuat tempat ini laku didatangi wisatawan, tentunya yang berkantong tebal.
Kami sempat bertanya ke petugas berapa harga kamar yang paling umum (standarnya disana), mereka bilang harga terakhir jika dirupiahkan tak kurang dari 6juta permalam. Whattt!!! Gile banget tuh harga kamar, jangan tanya beberapa kamar yang dilengkapi dengan kolam renang dan fasilitas2nya maka harganya pastinya diatas penghasilanku sebulan....Para surfer berenang menuju lokasi surfing |
Waktu kembali di sepanjang jalan terdengar bunyi beberapa burung di atas pepohonan. Benar kata Josh, di resort ini dibangun untuk menjadi kelas dunia, resort yang sangat tenang dimana seorang pelancong bisa merasa bebas. Bayangkan, walau resortnya tidak telalu luas tapi mereka rela membayar tanah-tanah disekitar pantai agar tidak dimasuki orang luar sebagai tempat wisata. Ini membuat tempat ini bener-bener bisa menjadi surga orang yang ingin berlibur tanpa terganggu.
Ini fakta-fakta dari tempat ini:
- Nihiwatu Resort dan pantai Nihiwatu udah pasti tempat yang sangat eksklusif pake banget. Walaupun ada di Sumba, tapi tidak sembarang orang Sumba bisa menginjakkan tempat ini bahkan biarpun kamu ngaku orang penting sekalipun kecuali kamu bawa pasukan satu kompi dengan senapan serbu siap kokang. Berapa yang harus dibayar untuk semua keeksklusifan ini? Kalau kata petugas disana untuk kamar standar disana saja tak kurang dari 6juta semalam, selain itu kamar tipe luxury ada yang berharga 21juta sampai dengan 30juta.
- Beberapa artis sekelas Hollywood tercatat pernah menginap di resort ini termasuk orang-orang yang suka mandi minyak bumi (Arab maksudnya). Bahkan untuk kalangan turis asing yang sering kita pandang lebih mampu, mikir juga nginep disini.
- You get what you paid for! Walaupun lihat rate-nya per malem bikin aku mules tiga hari tiga malem (sebenarnya karena makan Padang sih), tapi orang yang sudah bersedia kesini akan merekomendasikan tempat ini. Silahkan browsing tempat ini. Apa sih yang dijual dari tempat ini? Suasana Sumba yang asli dan ketenangannya. Profesionalitas mereka yang mengelola tempat ini membuat mereka mendapatkan kesan baik dari para tamu. Silahkan cek website mereka: http://www.nihiwatu.com
Kalau aku bilang, ini bukan tempat rekomendasi buat backpacker, asli gak worthed kan mengeluarkan uang sebanyak itu hanya untuk mendapatkan lokasi yang keindahannya masih bisa kalian temui seantero Sumba. Pantai Marosi contohnya, atau ada informasi pantai Waelalan (kira-kira begitu nama yang aku dengar). Tempat ini hanya cocok untuk orang ingin berlibur tanpa terganggu (berjemur telanjang misalnya). Tapi kalian juga bisa kok berlibur tenang di Sumba caranya cari hari bukan hari libur dan pergilah saat pagi hari maka kemungkinan besar cuma kalianlah yang ada disitu. Nah, sama kan.
Memang Indonesia indah sekali. Untuk itu, saya selalu bicara yang bagus dari negara ini, di blog saya, dalam bahasa spanyol.
BalasHapusSalam hangat
Terima kasih Gildo telah membantu memperkenalkan tentang Indonesia.. salam hangat
HapusAku akan datang kesana ah hahaha, btw kok ngak ada foto2 resort nya ?? penasaran nich.
BalasHapusNah itu dia.. aku baru inget kalau aku malah gak moto resort-nya hahahahaa... ya nanti om cumi yang moto deh :D
HapusOm,beruntung skali lho bisa masuk ke sini.
BalasHapusOrang lokal malah susah masuknya :)
Iya memang susah sekali, harus dapet ijin dari pemiliknya di Bali baru bisa masuk. Untung juga sih, padahal tempat ini sudah aku coret dari wishlist saking susahnya buat masuk.
Hapusaduuuh tuh tempat suseh bener masuknya,, ampe segitunya,,,tapi emang harus gitu sih..daerah sumba mana ne mas?
BalasHapusSumba Barat der... iya, mereka menomorsatukan privasi tamu.. makanya walau kesannya kurang ajar tapi para tamu punya kesan baik dengan tempat ini. Malah masyarakat merasakan manfaat kehadiran mereka karena mereka memiliki Nihiwatu Foundation
HapusSuka sedih, jangan-jangan nanti Sumba kayak Lombok yang setiap centi tanahnya dikuasai orang asing dengan hotel-hotelnya. Sementara penduduk asli jadi pelayan di situ
BalasHapusMemang begitu mbak, tapi mereka punya program bagus kok dengan Nihiwatu Foundationnya gak sekedar ngejar untung. Mereka punya klinik banyak disini dan juga mereka memberikan dukungan untuk pendidikan di Sumba sini
HapusWow!! Tempatnya bener-bener keren. Semoga 2013 ini bisa pantai Nihiwatu.
BalasHapusBerarti sudah booking dari 2012 ya? Kalau belum berarti susah. Minimal booking satu tahun sebelumnya baru bisa dapat kamar disini
Hapusduh larang bngt tempat'e yo... sak wengi msog enem juta. rak ngimpi aku kang.. duit golek'e angel kog. wess ancen dadi wong cilik iso ne mung dlongopp hahaha
BalasHapusHahaha.. iya, ah itu kan harga untuk orang yang mencari privasi.. kita2 tinggal bangun pagi2 ke pantai sebelahnya murah meriah privasi juga wong kalo pagi gak biasa ada aktivitas..
Hapuskeren parah ini pantainya om. tapi kayaknya harus di coret dari "mus beach" bucket list ku hahahaha.. yakali 6 juta aja bisa buat tiket pulang pergi nya jkt-sumba berdua wkwkwkwk
BalasHapusAsli kalau untuk kita bikin sakit hati.. tapi untuk bule yang butuh privasi sih mungkin worthed kali ya... aku sendiri mending jalan pagi atau nenda dapetnya lokasi juga yang masih sepi serasa pantai milik sendiri
Hapus