Tulisan dan foto di blog ini bebas didownload, namun untuk penggunaan kembali hanya dibebaskan untuk kepentingan non-komersial dengan mencantumkan alamat sumber tulisan/foto. Hormati karya cipta!.

Minggu, 28 Agustus 2011

Senja Hari di Pantai Nunsui

Senja di Pantai Nunsui berlatar pohon Bakau dan bebatuan
Puasa kali ini nyaris tanpa kegiatan atau mungkin lebih tepatnya sangat sedikit kegiatan. Kegiatan jangan dibaca kerjaan ya, kegiatan itu bagiku acara jalan-jalan ke tempat-tempat yang baru atau sekedar ulangan. Untungnya pekerjaan yang lebih sering di luar kota membuat hiburan tersendiri setidaknya dari balik kaca kendaraan yang melintasi dari satu kabupaten ke kabupaten lain aku masih bisa melihat view laut dan gunung.
Belakangan ini beberapa temen yang suka fotografi membicarakan pantai Nunsui yang katanya bagus untuk foto. Dan lokasi tempat ini juga diperkuat dengan foto-foto teman yang menunjukkan bagusnya lokasi ini untuk alternatif lain tempat wisata. Dengan informasi akhirnya dengan penjelasan teman yang pernah kesana dan Google Earth akhirnya aku bisa menemukan lokasi tepatnya.
Lokasi pantai Nunsui ini bisa dicari via Google Maps dengan posisi  -10.136589,123.656321 atau posisi dengan Google Earth pada 10° 8' 12.97" S  123° 39' 23.59" E. Pantai ini masih berdekatan dengan pantai Lasiana yang sudah di kelola lama sebagai tempat wisata oleh pemerintah daerah. Jadi pantai Nunsui dan pantai Manikin posisinya menjepit pantai Lasiana.
Setelah beberapa hari rencana mau ke pantai Nunsui batal karena berbentrokan dengan jadwal dan ketatnya deadline laporan akhirnya pada  Jum'at sore punya kesempatan untuk menuju ke tempat itu. Jam setengah lima persis setelah aku mempersiapkan kamera dan peralatan foto lainnya aku mulai jalan. Tentu saja aku tidak melupakan sebotol minuman dan kue, karena perhitunganku aku pasti akan berbuka puasa di sana. Perjalanan dari rumah sampai tempat ini sekitar 15 menit.
Batu-batu berserakan di sepanjang pantai kala surut
Menuju pinggir pantai di Nunsui aku menemukan beberapa tempat makan dan bersantai sudah didirikan di tempat ini dan untungnya mengambil jarak dari pantai. Dari jalan ke pantai terdapat ruang beberapa puluh meter yang berdiri pepohonan kelapa dan jenis pohon pantai lain yang cukup rindang milik warga sekitar pantai.
Di pantai ini memiliki ciri sama dengan beberapa pantai di sekitar Kupang termasuk pantai Lasiana yaitu sangat landai. Jadi pada saat surut jauhnya pantai bisa beberapa ratus meter, dan itulah yang terjadi saat aku kesini. Laut baru selesai di puncak surutnya sekitar jam 4 sore tadi sehingga saat aku sampai surutnya masih jauh.


Anak-anak mencari ikan di pantai Nunsui saat laut surut
Dengan pasirnya yang berwarna putih kekuningan yang sangat halus, saat surut pasir-pasir ini meninggalkan urat-urat gelombang. Pasirnya yang panjang sendiri bisa menawarkan alternatif tempat wisata, walau tidak menawarkan pemandangan yang lebih dibanding dengan tempat lain. Pasir yang benar-benar putih di Kupang ini dan punya potensi lebih menarik aku lebih memilih di pantai Tablolong walaupun kekurangan tidak landai. Namun jika dikelola profesional tidak mustahil penataan dan pembersihan pantai bisa menghasilkan landscape pantai yang menarik wisatawan.
Ada sebuah pohon Bakau dan itu satu-satunya yang tumbuh menyendiri di pantai Nunsui, itu menjadi salah satu penanda jika anda telah berada di lokasi yang tepat. Pohon bakau yang tumbuh sendiri ini adalah view favorit untuk pengambilan foto Nunsui.
Dari pantai ini, mata bisa langsung melihat matahari tenggelam dengan bayangan bagan-bagan apung yang banyak tumbuh di sekitar pantai Kupang. Jika matahari telah tenggelam maka agak ke sebelah kiri akan bermunculan kerlip cahaya-cahaya malam yang berasal dari kota Kupang.
Di Kupang, lokasi-lokasi yang dulunya diabaikan telah menarik minat untuk dikembangkan sehingga tak heran di sepanjang jalur pantai sekarang tumbuh restoran-retoran atau tempat makan yang menawarkan suasana pantai. Celakanya pembangunan ini kadang tidak memandang ekosistem yang ada, beberapa tempat yang jelas-jelas dulu terpasang papan pengumuman sebagai jalur hijau yang artinya tidak boleh ada bangunan permanen faktanya sekarang subur rumah makan, restoran dan hotel. Bahkan jalur hijau yang lautnya kaya akan biota dan terumbu karang sekarang juga sudah akan dibangun kawasan perumahan mewah. Melihat hal ini, aku berharap semoga pembangunan ini tidak akan terjadi di pantai Nunsui atau pantai lain. Semoga pembangunan yang akan datang di pantai ini memperhatikan ekosistem serta keberadaan masyarakat pesisir.

4 komentar:

  1. sering ke pantai ini tpi blm pernah menikmati senjanya.. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. senja disini kalau pas/tepat waktunya menarik sekali viewnya

      Hapus

Silahkan tinggalkan komentar anda disini. Untuk sementara komentar saya moderasi dulu karena banyak spam yang masuk. Terima kasih sudah berkunjung, salam MLAKU!

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Tulisan Lainnya