Sebagian orang lebih tahu Cepu (salah satu kecamatan di Blora) dari pada Blora sendiri. Ini seperti orang barat lebih mengenal Bali dibanding Indonesia sendiri. Blora juga sekarang terkenal dengan ukiran akar jati, untuk ukiran akar jati ini sudah sampai ke luar negeri. Hanya berhubung topiknya bukan itu jadi dibahas nanti saja.
Dibanding beberapa tahun lalu, kota Blora kalau malam sekarang tergolong ramai. Terutama di sekitar alun-alun kota. Hampir tiap malam, setengah alun-alun menjadi arena tempat permainan. Tentu saja untuk menikmati setiap permainan akan ditarik sejumlah bayaran. Sebagian alun-alun yang banyak ditumbuhi pohon palem (masih belum besar) menjadi tempat asyik buat anak-anak muda dengan segala aneka kesibukannya. Beberapa kelompok anak muda sering menggunakan alun-alun ini sebagai tempat berkumpul. Nantinya dari sini mereka baru merencanakan handak apa, bahkan sering kali mereka menjadikan alun-alun tempat ngumpul. Terutama malam minggu, maka bisa dipastikan kamu akan menemui banyak muda mudi baik yang berpasangan maupun sendiri. Jadi selain untuk ajang pacaran, tempat ini tanpa disadari telah menjadi tempat untuk mencari pacar. Kalau ingin cuci mata, silahkan ke sini. Aku tanggung ceweknya cantik-cantik, yah tentu saja yang cantik toh. Tapi yang pacaran jangan lirak-lirik cewek lain yang lewat atau hari itu juga alamat pacarannya bubar. Ah, sempat juga mata ini terpaku ke seorang cewek yang aduhai cantiknya. Matanya itu lho bikin keder iman tapi sayang sudah ada yang megang alias ada pacarnya ha.. ha.. ha..
Untuk yang hobi makan jangan kuatir, Blora juga memiliki banyak tempat makan yang representatif (menurut ukuran kantongku) untuk menikmati makanan. Rata-rata harganya tidak membuat kantong kempes. Yang pertama dan pasti sudah banyak dikenal adalah sate ayam Blora. Sate ayam berbumbu kacang ini paling mudah ditemui di sebelah utara pasar kota Blora atau sebelah selatan alun-alun kota Blora. Rasanya............ coba sendiri, karena bukan maniak penikmat daging jadi terasa enak tapi tidak ada yang luar biasa menggigit lidah.
Justru aku sempat terkesan dengan jagung bakar yang kebetulan sempat mampir, namanya jagung bakar R3 (Reno-Reno Roso). Dalam bahasan Indonesia, mungkin pasnya diterjemahkan Macam-Macam Rasa. Memang betul, di sini jagung bakar disajikan dalam berbagai aneka rasa, dari rasa sapi panggang sampai rasa garam thok juga ada (yang terakhir tidak ada ding, cuma bercanda). Aku sendiri sempat mencicipi jagung bakar keju bumbu pedas yang ternyata rasanya nikmat dan cukup pedas. Ternyata penjualnya menggunakan jagung manis yang katanya lagi diambil dari Semarang. setelah diusut kenapa tidak menggunakan jagung manis lokal, kata penjualnya jagung manis lokal bogang-bogang (istilah penjual ini saya terjemahkan jagungnya isinya tidak utuh). Mungkin karena tidak cocok tanahnya sehingga hasil jagung di Blora kurang bagus. Menurut penjualnya, jagung manis bisa tumbuh bagus di daerah yang berhawa dingin seperti daerah Bandungan di Semarang (ini juga pengakuan sepihak penjual jagungnya).
Blora sekarang memang beda oooyyy.......
Mantab bener blora
BalasHapus