Sebuah salib besar berlapis keramik putih berdiri di atas puncak bukit tampak kontras dengan pemandangan galaksi Milkyway yang masih malu-malu keluar dari ufuk timur. Pemandangan galaksi langit di bukit ini memang tidak terlalu jelas, namun warna putih memanjang selaksa awan putih bercahaya masih bisa terlihat mata. Pemandangan langit itu sudah cukup membekas bagi Arju yang baru kali ini bisa melihat dengan jelas galaksi, rumah bagi tata surya kita.
Sekian lama aku bepergian ke Maumere, tempat ini selalu terlewati. Baru bulan Juni kemarin aku sempat datang melihat lokasi ini. Karena aku datang bukan pas di hari libur, jadi tempat ini masih sepi. Biasa memang tempat seperti ini ramai saat di hari libur, mungkin karena jaraknya yang lumayan jauh dari Kota Maumere.
Karena sudah sore tentu saja aku langsung naik ke atas bukit salib setelah memarkirkan kendaraan di area bawah tanpa mengunjungi pantai di bawah. Mungkin lain kali kalau kesini aku akan mencoba pantai di Tanjung Kajuwulu sekaligus mencoba snorkling. Kata orang dari Dinas Pariwisata, kawasan Tanjung Kajuwulu ini punya tempat snorkling yang bagus.
Ada anak tangga naik dari beton menuju ke atas dengan pegangan besi yang menurutku dibangun ala kadarnya. Untungnya di jalur itu ada tiang-tiang lampu yang dipasang yang lumayan bermanfaat untuk pengunjung yang mau pulang lebih larut.Aku, Adis, dan Arju sendiri akhirnya pulang agak larut. Awalnya tentu karena ingin melihat matahari terbenam, terus lanjut ingin difoto langit senja dengan latar salib, terus lanjut lagi ingin melihat Milkyway. Dan ternyata lampu-lampu yang dipasang disepanjang jalan tidak menyala. Untunglah hape sekarang ada lampu yang bisa berfungsi sebagai senter.
Aku sendiri tidak merekomendasikan tempat ini untuk memotret bintang karena polusi cahaya di lokasi ini masih cukup kuat. Namun jika mau bersusah payah sedikit untuk naik lebih tinggi ke arah formasi batu tebing, sepertinya masih banyak spot untuk memotret langit malam menilik dari kontur perbukitannya. Rasanya bakal banyak tempat yang cukup terlindungi dari paparan cahaya sehingga bagus untuk memotret maupun mengamati galaksi Milkyway.
Atas Bukit Bawah Laut
Namun sebenarnya, Tanjung Kajuwulu memiliki potensi alam lain yang juga gak kalah menarik. Ada hamparan pasir putih memanjang di area bawah tebing yang sekarang mulai dikembangkan pemerintah dengan membangun jalan setapak beton dan lopo-lopo. Kegiatan bersantai dan berenang bisa menjadi alternatif lain saat menikmati keindahan alam di Tanjung Kajuwulu.
Juga yang sering luput dari perhatian adalah kawasan terumbu karang di wilayah ini yang masih lumayan terjaga. Hanya memang untuk dapat menikmati keindahan kawasan terumbu karang ini butuh sedikit usaha lebih, minimal peralatan snorkeling. Tentu akan lebih memuaskan jika menikmati kawasan terumbu karang ini dengan menggunakan peralatan diving. Tentu saja semua itu baru informasi yang aku dengar, belum afdol rasanya kalau belum mencoba sendiri melihat langsung terumbu karang disana.
Kawasan perairan Tanjung Kajuwulu ini sekarang telah ditetapkan sebagai kawasan konservasi. Penetapan kawasan ini menjadi daerah korservasi tentu sebuah upaya yang baik, karena tentu akan membuat kawasan ini akan terus terjaga kelestariannya. Walaupun telah menjadi kawasan konservasi, bukan berarti kegiatan penangkapan ikan dilarang sepenuhnya. Penangkapan ikan di kawasan ini tetap diperbolehkan hanya sebatas menggunakan alat pancing saja. Jadi kalian yang memiliki hobi memancing, masih dapat melaksanakan kesenangan ini di perairan Tanjung Kajuwulu.
Apa Yang Bisa Dikembangkan
Di lokasi Tanjung Kajuwulu sendiri sebenarnya terkoneksi dengan beberapa area wisata yang masih dapat dikembangkan dan dihubungkan seperti kawasan wisata pantai Mangrove Ndete, mungkin pengembangan pariwisata ke depan akan mulai menghubungkan semua destinasi ini.
Supaya gak kelihatan ketinggalan banget, bolehlah aku sekali-kali membuat video lokasi ini. Silahkan cek videonya:
Catatan:
- Di sepanjang jalan menuju ke bukit dan beberapa area lain, masih ada sampah-sampah yang bertebaran. Hal ini menunjukkan masih banyak pengunjung yang belum memiliki attitude baik. Menurutku ini bukan masalah keberadaan tempat sampah, namun memang masyarakat belum teredukasi cukup baik tentang kebersihan.
- Aku pribadi melihat salib dengan keramik kurang menarik, coba seandainya dibangun dengan menggunakan kayu atau baru tanpa keramik mungkin akan lebih natural dengan jenis pariwisata yang ditawarkan.
- Di tempat ini belum ada lokasi penyewaan untuk peralatan berenang, snorkling, ataupun diving. Juga tidak ada tambatan perahu untuk disewakan saat snorkling atau diving. Sebenarnya di kota Maumere ada komunitas diving Maumere Divers COmmunity dan Maumere Freedive yang bisa menyewakan alat-alat seperti itu. Namun informasi itu masih terbatas sehingga hanya diketahui orang-orang yang sudah paham. Mungkin di pengelola perlu bekerja sama dengan mereka untuk menfasilitasi peminjaman alat seperti ini.