Gugusan karang dan hamparan pasir putih di Pulau Tiga |
Perjalanan dari Bajawa ke Riung seingatku sekitar empat setengah jam naik turun perbukitan dengan jalan seperti jalan ular, itu masih ditambah dengan ruas jalan yang sempit. Di beberapa ruas jalan sempit dan sisi sebelah menghadang jurang yang sangat dalam, sehingga saat berpapasan dengan kendaraan yang dari arah berlawanan maka salah satu kendaraan harus berhenti dulu. Jurang-jurang di sepanjang perjalanan Bajawa-Riung tampak menganga dalam siap menelan kendaraan yang tidak dikemudikan hati-hati.
Salah satu sudut perkampungan nelayan di Riung |
Aku memilih perjalanan dari Bajawa siang hari karena untuk ke tempat Taman Laut 17 Pulau sebaiknya di pagi hari dimana kondisi laut masih tenang, jika sudah menjelang sore maka air laut sudah bergelombang keras sehingga kegiatan menjadi kurang bisa dinikmati.
Perjalanan kedua yang aku lakukan Februari kemarin lebih enak karena aku mengambil jalan dari Nagekeo yang lebih dekat jaraknya ke Riung. Yang menjadi masalah memang sekitar 5 km jalan ada yang kondisinya rusak lumayan parah, dan jalan parah ini bisa memakan setengah waktu sendiri, apalagi kalau sudah masuk musim hujan entah bisa dilewati atau tidak, kecuali anda menggunakan kendaraan four wheel drive dan beroda besar macam kendaraan yang didesain untuk off-road.
Perkampungan di Riung banyak ditemukan home stay milik penduduk setempat, cocok untuk traveler yang ingin menghemat pengeluaran dan tidak mempermasalahkan kenyamanan. Tapi jika kenyamanan menjadi masalah maka bisa memilih beberapa hotel yang juga sudah berdiri di sini.
Aku bersama teman-teman masuk ke Riung saat jam sudah menunjukkan pukul delapan, agak terlambat sebenarnya mengingat rencana kami bisa naik perahu pagi-pagi. Itupun masih terganjal masalah utama, perut kami tidak terisi dari pagi karena kami sejak subuh telah di atas kendaraan. Memang pilihan untuk menginap lebih bijaksana jika ingin benar-benar menikmati perjalanan di Riung. Setelah sempat berputar-putar mencari makan akhirnya ada sebuah toko yang pemiliknya bersedia memasakkan mi instan ke kami, lumayan untuk menjadi pengganjal perut. Seorang nelayan yang sudah setengah umur menawarkan perahu kepada kami, dengan harga lokal yang kami sepakati sebesar tiga ratus lima puluh ribu maka perahu yang bisa muat sampai delapan orang ini kami sewa.
Ribuan kalong bergelantungan di pohon bakau di pulau Ontoloe |
Dalam catatanku ada beberapa pulau yang biasanya menjadi persinggahan wisatawan, seperti: Pulau Batang Kolong, Pulau Meja atau Pulau Tembaga, Pulau Sui, Bampa Timur atau Pulau Tiga, Pulau Ruton atau Tangil, Pulau Wire, Pulau Wongkoroe dan beberapa kawasan lain yang menjadi surga bawah laut.
Sebenarnya sedikit lebih jauh dari pulau Ontoloe ada pulau terluar yang cukup bagus taman lautnya, yaitu pulau Ruton. Namun karena sudah terlalu siang dan arus mulai naik, akhirnya kami langsung saja menuju ke pulau Tiga.
Saat perahu sudah mulai mendekati pulau pada jarak beberapa ratus meter terhampar kawasan terumbu yang sayangnya telah yang banyak mati. Menurut pemilik perahu, kerusakan itu terjadi dulu akibat pengobaman maupun peracunan oleh nelayan-nelayan di sekitar sini sebelum Riung ditetapkan sebagai taman nasional. Sekarang setelah ditetapkan menjadi kawasan taman nasional masyarakat sudah tidak melakukan lagi illegal fishing di daerah ini.
Sekitar setengah jam kami snorkling di daerah ini sambil melihat-lihat beberapa spot yang mulai tumbuh karang-karang baru.
Akhirnya sebuah hamparan pasir putih yang membentang mengelilingi pulau ini menyambut kami. Beberapa lopo tampak berdiri namun sayangnya sebagian besar telah rusak. Tampak ada 2 perahu yang telah datang mendahului kami dan semuanya perahu yang disewa oleh orang asing.
Beberapa saat kami bermain kembali snorkling di daerah ini. Ternyata tingkat kerusakan di pulau ini cukup parah, namun pasir putih dan airnya yang sangat bening menghibur kami. Bintang laut dan duri laut adalah binatang yang paling banyak ditemui disini.
Sekitar jam satu kami memutuskan kembali karena matahari sudah sedemikian terik, bahkan kulit kami juga sudah berubah warna menjadi gosong.
Perlu beberapa kali kunjungan untuk mencoba keberadaan pulau-pulau lain di Riung karena kami memperoleh informasi bahwa ada beberapa spot yang menarik di tiap pulau dan tanjung, juga daerah barrier reef. Baca keseluruhan artikel...