Informasi ini mengarahkan kita ke Tenau yang jarak tempuhnya tak lebih dari seperempat jam itupun dengan berkendara santai. Tenau semua orang Kupang tahu arahnya, cukup dengan menyusuri pantai Kupang ke arah barat.
Di depan Gua Monyet beberapa meter di depannya akan ditemui jalan tanah berbatu yang cukup sulit, hati-hati jika hendak turun melalui jalan ini menggunakan kendaraan baik motor atau mobil. Jika mobil atau motor anda tidak cukup tinggi maka anda bisa memilih untuk memarkirkan kendaraan di tepi jalan dan anda turun jalan kaki ke arah laut. Kira-kira dari jalan ke laut sekitar 100 meter.
Karang-karang terjal akan anda temui di sepanjang mata memandang, ciri kota Kupang ini.
Laut ini merupakan daerah selat yang menghubungkan pulau Timor dengan pulau Semau, yang masih satu selat dengan daerah Tablolong.
Jika laut sedang pasang maka mata anda akan dimanjakan warna laut hijau dan biru nan bening. Warna hijau yang tembus hingga ke dasar ini pengaruh pasir putih dan air yang masih jernih. Namun saat pasang seperti itu tentu saja kita hanya bisa berenang di pinggiran saja karena arus laut saat itu sedang kuat-kuatnya.
Hal yang paling bijaksana tentu bertanya pada penduduk yang biasa mencari ikan di sana untuk tahu saat-saat pasang-surut air laut.
Seperti Tablolong, Tenau memiliki kawasan terumbu karang yang bagus terutama jenis ikannya yang tampaknya lebih variatif. Jika mata sudah dilongokkan ke dalam air, pemandangan tanaman-tanaman laut, terumbu karang dan ikan-ikan berwarna-warni yang masih berukuran kecil yang sering sembunyi dan muncul dari balik terumbu membuat mata enggan beranjak.
Kawasan terumbu karang ini cukup luas, mungkin butuh waktu cukup lama untuk mengeksplore tempat ini. Bahkan banyak jenis ikan-ikan yang cukup dicari orang ada disini seperti ikan badut (Clown Fish) atau ikan muka anjing (Puffy Puppy Fish).
Daerah yang kaya biota laut ini sayangnya tak luput dari kerusakan. Kerusakan oleh alam memang tak bisa dihindari karena arus besar dan gelombang juga kerap melanda daerah ini. Pada waktu surut, maka terumbu karang ini banyak yang muncul di permukaan air sehingga beberapa kemungkinan mengalami kerusakan waktu terpapar di permukaan.
Namun kerusakan terbesar tetaplah ulah manusia baik disengaja ataupun tidak disengaja. Pengeboman ikan yang sering dilakukan nelayan merupakan penyebab utama kerusakan terumbu karang disini, disamping juga kerusakan tidak sengaja seperti menginjak-injak karang sewaktu air surut untuk mencari ikan atau kerang seperti yang sering dilakukan orang-orang.
Beberapa orang juga tidak tahan untuk sekedar melihat-lihat saja, ada saja orang setelah berkunjung kesini membawa satu atau dua karang untuk dibawa pulang. Semoga kebiasaan ini tidak terlanjut sehingga terumbu karang disini tetap bisa terjaga sampai nanti.
indah banget bro..subhanallah..
BalasHapusIya pak, cuma tampaknya kurang perhatian dan perlindungan... saya takutnya saat mereka sadar semua sudah terlambat...
BalasHapuswah saya salut dengan anda! terus menulis dan memfoto ya! saya sendiri sering berada di tempat-tempat indah di indonesia, tapi gak pernah nulis seperti anda nulis.
BalasHapusSalut! :D
Makasih.. belum banyak yang saya kunjungi tapi rasanya sayang kalo tidak kita bagi.... kalo banyak bahan tulisan yang bisa dibagi mungkin bisa dibagi disini mbak... saya memang mencari temen untuk bisa share tulisan karena kadang mentok juga..... salam kenal, saya tunggu kesediaannya..
BalasHapusbagus bgt....
BalasHapuskpn" perlu dicoba tuh... kmrn br smpat ktablolong
Tablolong juga bagus kok bawah lautnya, malahan ukurannya lebih jumbo dibanding tenau, coba kalo ke tablolong ke ujung lampu (mercusuar), itu katanya bagus banget
BalasHapussampai sekarang juga masih bagus pak..cuma karang-karang yang dekat dipinggir pantai sudah banyak yang hancur.
BalasHapusSalam kenal pak.
Salam kenal... iya yang deket pantai pada hancur dibongkar orang2 yang berburu ikan pas surut
Hapus