Media sosial adalah racun yang jauh lebih dahsyat. Foto instagram seorang perempuan cantik dengan tubuh tinggi semampai berkain etnik dengan rambut terurai terbang tertiup angin berdiri di atas sebuah padang tandus dengan langit lembayung dan lapisan-lapisan perbukitan di latarnya. Buumm... ribuan like langsung membanjiri fotonya. Tak lama kemudian, Wairinding menjadi lokasi impian yang masuk dalam 'wishlist' daftar wajib untuk dikunjungi. Bahkan, beberapa orang telah menjadikan Wairinding tujuan eksotik untuk merayakan mimpi bersama kekasih di bawah rindu merah matahari terbenam. Mereka menyebutnya foto pre-wedding.
![]() |
![]() |
Ada terbersit perasaan protes saat pengunjung yang datang Warinding hanya sekedar untuk mengabadikan dirinya dengan latar yang 'kekinian'itu. Keindahan Wairinding seolah hanyalah potret perbukitan dalam naungan senja sebagai latar belakang. Kata 'menikmati'senja seolah cukup kata yang dimunculkan dalam frame foto yang diunggah dalam IG atau facebook. Tidak punya arti, kecuali bagi penikmat senja dan para pejalan.
"Nikmati saja," kata temanku yang pandangan matanya tak lepas dari dua sosok wanita bercelana pendek menampakkan kaki putih panjang. Dulu sih katanya kalau mau cuci mata harus ke mall, bukan untuk belanja tapi melihat perempuan-perempuan cantik. "Ah iya, nikmati saja," dan aku kembali melihat ke layar kamera menunggu para wanita itu berdiri tempat di titik sebelum aku memencet rombol rana. Mencuri momen... jangan-jangan aku juga sama dengan para pemburu tempat indah itu. Sekedar memasukkan keindahan dalam sebuah "foto" dan tidak mempedulikan rasa dan nuansa-nya.
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
BTW, Wairinding ini pernah menjadi salah satu destinasi yang aku lewatkan saat perjalananku seminggu ke Sumba di cerita ini, ini dan ini. Kok bisa aku melewatkan tempat sekeren ini? Ya karena lokasinya yang mudah dijangkau jadi aku fikir bisa aku datangi lain waktu saat santai atau kalau ada kesempatan kunjungan singkat ke Waingapu. Dengan waktu seminggu kala itu, aku memang sengaja memilih untuk mendatangi lokasi-lokasi yang lebih jauh dan lebih susah dijangkau.
Temen jalan: Daniel ig: @danielkusdhana, Sugeng @sym_siyogamarsa
oh ini toh yang di Film Marlina, keren banget cui
BalasHapusMungkin salah satunya hehehe...
HapusMas...itu kyak kue lapis brarti enak buat dmakan y 😬
BalasHapusEnak asal pas ngeliatnya sambil bawa kue brownis dan kopi coklat panas
HapusWah ini nih yang jadi destinasi Jalan2men tahun ini. Keren banget!
BalasHapusFajarwalker.com
Semoga segera terwujud.. semangat!
HapusWairinding ya.baru denger euy..hiks, Indonesia ternyata indah banget dan banyak daerah yang belum tau..semoga ada takdirnya ke wilayah ini juga suatu hari nanti.makasih sharringnya
BalasHapusSmoga suatu hari bisa sampai disini mbak.. thanks udah mampir
HapusNice Info. Terimakasih
BalasHapushttp://culinaryfans.site/
Thanks udah mampir
HapusSalam. Saya baru pertama kali berkunjung ke Blog ini. Saya sangat terpukau dengan rajutan kisah dan aneka foto yang kemilau. Kalau boleh memberi masukan, seharusnya bukan 'sekeda' melainkan 'sekadar' inilah kata yang baku dan benar. Terima kasih. Saya akan selalu berkunjung ke Blog ini. Salam dari blog mungil saya, imajisofiblogspot.
BalasHapusMakasih buat koreksinya masih coba dibaca lagi yang salah kurang 'r' yang mana.. maklum mata tua suka susah baca tulisan.
HapusAduh, maaf kaka, saya kurang huruf, yang Kaka tulis itu 'sekedar' yang benar seharusnya ialah 'sekadar', penggunaan huruf e diganti dengan a. Terima kasih banyak Kak, sudah berkunjung ke blog saya, saya akan belajar banyak dari Kaka ke depannya. Salam suanggi juga Kaka.
HapusWah iya terimakasih buat masukannya, ternyata aku masih gagap sama bahasa Indonesia yang baku. Mantap koreksinya
Hapus