Tulisan dan foto di blog ini bebas didownload, namun untuk penggunaan kembali hanya dibebaskan untuk kepentingan non-komersial dengan mencantumkan alamat sumber tulisan/foto. Hormati karya cipta!.

Sabtu, 29 September 2012

Pagi di Pantai Mali, Alor

Suasana pagi yang berawan di pantai Mali
Penerbangan ke Alor seperti sebuah perjalanan menengok sebuah tempat yang lama sekali pernah aku kunjungi. Kira-kira tahun 2008, sekitar empat tahun lalu aku pernah bertugas cukup lama juga kesini lebih dari tiga bulan. Istilah teman, sudah bisa membuat KTP di Alor hahaha...
Kabut pagi di perbukitan dari atas pesawat
Alor adalah sebuah kabupaten di Nusa Tenggara Timur yang juga merupakan pulau sendiri.
Lima puluh menit penerbangan dengan sebuah pesawat propeler berlalu tak terasa karena selama perjalanan aku nyaris lebih banyak tidur. Enaknya penerbangan pagi adalah bisa menikmati perbukitan berwarna hijau kebiruan yang masih tertutup kabut-kabut tipis. Pemandangan itu tergambar jelas saat pesawat melintasi kawasan Alor Besar. Sayang kaca pesawat sudah tidak bersih, banyak coating yang terlepas sehingga kotor.
Pesawat turun di Bandara Mali, yang berada di sisi Timur bagian kepala pulau Alor. Perjalanan menuju ke Kalabahi pusat kota, mataku disambut dengan pemandangan pantai daerah Mali yang berpasir putih bersih dan air laut yang berwarna kehijauan. Rasanya ingin turun sebentar untuk menikmati view ini, tapi tentu saja hal itu tak mungkin bisa kulakukan karena aku hari ini berkejaran dengan waktu untuk ikut pembukaan acara diklat untuk seminggu ini. Untuk jalan dari Mali sampai Kalabahi sudah halus dan lebih lebar tidak seperti empat tahun lalu yang penuh dengan lubang, cukup parah kerusakannya untuk ukuran jalan negara. Selain dari jalan itu suasana lain nyaris tidak banyak berubah.
Laut Mali di siang hari, warna hijau bening laut berpadu biru langit
Kesempatan mengunjungi Mali datang pada hari besoknya pas giliran aku harus menjemput pimpinan kantor. Saat aku sampai di bandara ternyata pesawat masih belum tampak, aku mengusulkan ke Buna yang mengantarku untuk mampir sebentar ke pantai Mali yang berada di dekat Bandara. Di daerah yang jarang penerbangan, kedatangan pesawat mudah ditandai yaitu dari bunyi sirine panjang dari bandara, dari situ kita tahu bahwa menara telah mendapatkan kontak dari pesawat untuk pendaratan biasanya sekitar 15 menit sebelum pendaratan. Buna mengantarku ke sebuah area wisata yang baru dibangun yang dulunya dijadikan tempat wisata pantai Mali. 
Awan berarak yang terkena biasa cahaya pagi
Dinding beton talud pengaman pantai dibangun memanjang justru mengurangi area pasir yang langsung terhubung ke laut, sayang sekali. Yang juga sangat disayangkan juga adalah adanya beton-beton berbentuk kubus yang dipasang berderet sebagai pemecah ombak. Untuk pantai dengan view indah seperti ini akan jauh lebih baik seandainya beton pemecah ombak bukan berbentuk kubus tapi seperti kaki tiga kecil-kecil yang seperti dipakai di beberapa pantai. Setauku dengan pemecah jenis seperti itu lebih efektif karena bentuk kaki tiga ini jika dimasukkan ke dalam laut akan saling mengikat namun membuat rongga seperti halnya karang jadi ombak tidak dihadang langsung namun dikurangi kekuatannya. Jadi penahan gelombang sekaligus mempercantik view pantai bukan malah justru mengurangi keindahan pantai.
Kebetulan pula ternyata Aris Winahyu yang seorang landscaper (sebutan untuk penghobi foto yang lebih menyukai dan mendalami foto pemandangan alam) lagi ada di Kalabahi. Aris ini pernah bertugas di Alor jadi pasti banyak tahu tentang lokasi di Alor. Karena ternyata kita menginap di hotel yang sama sehingga kita sempat ketemuan, sehingga muncul ide untuk memotret pemandangan saat matahari terbit di Pantai Mali.
Hari Kamis pagi, aku dan Aris berangkat jam lima kurang beberapa menit dini hari dengan kendaraan yang berhasil aku pinjam. Penghuni hotel lainnya masih asyik tidur dibuai mimpi saat kendaraan yang aku kendarai keluar hotel. Jalanan juga masih tampak lenggang saat kendaraan membelah jalan Kalabahi ke Timur menuju ke pantai Mali.
Sebenarnya waktu kedatangan kami cukup tepat saat matahari masih dibawah ufuk, sayang di horison masih tertutupi awan yang tebal sehingga matahari tidak nampak sama sekali. Hanya warna kekuningan yang tampak di barisan awan tipis tinggi yang menunjukkan bahwa matahari sudah keluar, selebihnya langit lebih didominasi warna abu-abu.
Sebenarnya aku sempat berhenti di perkampungan Mali yang rencananya untuk memotret perahu. Walaupun tempatnya menarik, sayang saat itu arus air agak kuat sehingga perahu bergoyang-goyang tidak tepat untuk memotret di pagi hari. Akhirnya aku dan Aris sepakat memotret kembali ke lokasi semula aku pertama kesini.
Untung lokasi ini masih dalam wilayah pembangunan sehingga belum dibangun pembatas sehingga mudah bagiku masuk ke dalam area. 
Senja di pantai Kalabahi dekat dengan pelabuhan Pertamina
Saat itu laut sedang surut walaupun bukan puncak surut sehingga masih bisa turun di bawah talud penahan abrasi. Namun agak sayangnya matahari pagi tetap tidak mau menunjukkan diri sampai jam setengah tujuh, saat kami berdua harus mengemasi peralatan untuk kembali.
Sebenarnya ada lokasi yang menarik lain di Mali yaitu di bagian seberang bandara, tapi sepertinya harus dilakukan lain waktu karena saat ini pun waktuku terbatas.
Saat jam setengah tujuh aku kembali ke Kalabahi, kabut tipis tampak membayang. Aku jadi teringat sebuah lokasi yang pernah aku kunjungi pagi-pagi bersama Yanti, yaitu pantai Kadelang. Lokasinya tepat di belakang pasar Kadelang. Biasanya pagi begini ada aktivitas perahu-perahu yang datang membawa muatan dari Alor Besar karena memang lebih dekat ditempuh menggunakan perahu daripada jalur darat. Suasana pantai Kadelang dan aktivitas pasar serta kabut-kabut tipis yang membentuk siluet perbukitan menjadi view yang sangat menarik. Kadelang sendiri berada di ujung teluk yang merupakan bagian leher Alor.
Foto tahun 2008: suasana pagi di pantai Kadelang
Jika kuamati dari pesawat, ada satu tempat yang sepertinya menarik yaitu di bagian tanjung dari kepala pulau Alor, lokasi yang bisa aku kunjungi suatu saat nanti, juga tentang terumbu-terumbu karang di Alor yang telah menjadi destinasi favorit bagi para turis. 
Terima kasih buat Aris Winahyu yang telah mau mengajak hunting matahari pagi di pantai Mali, semoga jika ada kesempatan kita bisa hunting lagi. Paradiso masih menunggu janji lho dab hahahaha......

21 komentar:

  1. Foto-fotonya kayak di surga, mas. Keren!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih mas Andreas... pantai-pantai di sini memang bagai surga tropis apalagi tempat2 yang masih jarang dikunjungi orang...

      Hapus
  2. Makin sip wae mas bro,,,ijin copast ah fotonya yah,,
    succes selalu 4U,,

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih undah mampir babe.... monggo silahken... hehehehe

      Hapus
  3. aiiih fotonya.. damai banget mas :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih buat kunjungan mas.... :D

      Hapus
    2. Eh.. salah ya, ternyata mbak hihihihi... sorry, sengaja... eh gak sangaja ding :D

      Hapus
  4. wow .. foto-nya dramatis banget sob, keren.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Thanks buat apresiasi dan kunjungannya... salam

      Hapus
  5. anjrittttttttttttt ... ngler tingkat dewa liat foto2 +cerita nya. Jadi pingin ke alor nich. mudah2an ada tiket promo hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. ke kupangnya sih ada tiket promo cuma kupang-alor yang gak pernah ada tiket promo hihihi... semoga bisa sampai disini, jangan lupa bawa peralatan snorkling/diving ya

      Hapus
    2. siap .... lagi di bahas ama temen2 nich buat kesana. mudah2an tahun ini bisa sampai

      Hapus
  6. alor emang indah..10 thn tinggal disana masih saja gak puas nikmati keindahan alamnyaa..nice poto mas..jadi kangen alor..hihihi..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alor memang menjanjikan view2 menawan.. belum banyak yang bisa saya eksplore lebih jauh lagi

      Hapus
  7. Gile...Indonesia memang benar-benar Indah..Kalo ga baca blog ini, mungkin ane kgk tau ada pantai Mali di Alor....Nice!!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau sampai alor pasti dapet pertama di mali, kan bandaranya ada di mali

      Hapus
  8. Ciamik Mas. Pake GNDkah fotonya?
    kasih review potonya dono bang? :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pake Grad Reverse mas atau istilahnya GND terbalik... maaf saya tidak bisa memberi review foto karena memang blog ini tidak saya khususkan untuk teknis foto, silahkan by FB saja ya. Makasih banyak

      Hapus
  9. lihat pemandangan di ALor membuat saya jadi kangen akan kampung halaman saya.............

    BalasHapus
  10. indahnya Alor kampun halamanku...

    BalasHapus

Silahkan tinggalkan komentar anda disini. Untuk sementara komentar saya moderasi dulu karena banyak spam yang masuk. Terima kasih sudah berkunjung, salam MLAKU!

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Tulisan Lainnya