Tulisan dan foto di blog ini bebas didownload, namun untuk penggunaan kembali hanya dibebaskan untuk kepentingan non-komersial dengan mencantumkan alamat sumber tulisan/foto. Hormati karya cipta!.

Kamis, 24 September 2015

Senja di Tanjung Batu Putih

senja di Pantai Panmuti
Senja dari bukit Tanjung Batu Putih
Bola bercahaya kuning berubah oranye menjadi pemandangan senja yang menyenangkan, sayang kopi terakhir telah tandas sebelum pertunjukan ini dimulai. Kami berlima berdiri di ujung bukit menikmati moment ini. Matahari tampak jelas tak terhalang awan yang mulai menghilang di balik cakrawala berbatas lautan. Bulan-bulan seperti ini memang menjadi waktu yang pas untuk menikmati matahari tenggelam tanpa terganggu awan.
Pantai Panmuti
View bukit dari Pantai Tanjung Batu Putih
Acara pacuan kuda ternyata telah selesai sebelum jam 4 sore. Kita tentu merasa sayang jika melewatkan waktu yang tersisa, jadi saran mas Fahrul kita mencari pantai di sekitar daerah Babau yang bisa dikunjungi. Informasi tentang pantai-pantai sekitar sini memang agak sulit ditemukan. Sambil jalan balik ke arah Kupang, Erwin Yuan dan mas Fahrul berusaha kontak dengan teman yang pernah ke sana. Aku juga mencoba menari tahu lewat google earth/map tapi tetap saja tidak ada. Sepertinya siapa pun yang pernah kesana belum ada yang share lokasi ini. Sempat kesulitan mencari jalan persimpangan menuju tempat ini akhirnya setelah sempat terlewat jalan agak jauh kita berhasil menemukan titik lokasi seperti yang digambarkan temannya Erwin. Tidak terlalu jauh, mungkin hanya sekitar satu kilometer sudah akan sampai di ujung jalan masuk ke dalam bangunan baru. Sebuah bangunan yang belum selesai dikerjakan ini rupanya adalah tempat untuk pemotongan binatang, itu informasi dari penduduk sekitar. Untuk menuju pantai, kita harus menaiki pagar yang sudah dijebol sebagian dan diberikan tangga darurat dari kayu-kayu bekas.

Bukit di Pantai Panmuti
Pantai berkarang dengan warna pasir keabuan menyambut kami. Pantai ini terletak persis di samping muara yang kering. Ada anak-anak cewek beberapa orang yang sedang berwisata ke tempat ini. Jumlah, siapa mereka pasti akan akurat di jawab sama temenku Eddy yang paling sigap kalau urusan beginian, walaupun secara umur itu cewek-cewek seumuran anaknya dia (mungkin). Di sebelah kanan sebelah muara tampak bukit menjulang dengan dinding berwarna putih. Mungkin itulah tempat yang menyebabkan tempat ini disebut dengan Tanjung Batu Putih.
Lagi asyik menikmati view dari pantai, tahu-tahu aku lihat mas Fahrul udah naik aja ke atas bukit. Karuan saja kita, aku, mas Joni dan Erwin menyusul mas Fahrul ke atas bukit. Dan bisa di duga, di setiap lokasi yang dirasa tepat, pasti Erwin akan melakukan selfie. Emang urusan selfie tidak ada yang mengalahkan mahluk satu ini. Untuk naik ke bukit ini ternyata harus melewati pagar kawat berduri yang mungkin dibangun oleh pemilik tanah ini. Untuknya ada titik lokasi jalan yang bisa dilewati dengan merunduk. Eddy dan temannya aku tinggalkan yang sedang asyik melakukan pemotretan dengan mahluk-mahluk betina itu. 
Bukit ini tidak terlalu tinggi mungkin hanya sekitar sepuluh meteran namun bagian yang menghadap laut berupa dinding tegak curam berwarna putih. Di bagian atas bukit terdapat tanah yang cukup datar, beberapa pohon tampak tumbuh persis di pinggir jurang menjadi lokasi eksotis untuk melihat matahari terbenam.

Senja di Pantai Panmuti Senja di Pantai Panmuti
Dari bagian utung timur tebing ini kita bisa melihat sebuah hamparan pepohonan bakau yang sebagian sudah mati sampai ke ujung teluk kupang. Di depan aku bisa melihat sebuah tanah berpasir yang menjorok ke pantai. Tempat ini cukup menarik dan belum banyak kami temukan sampah plastik. Artinya masih sedikit masyarakat Kupang yang tahu lokasi ini. 
Di sinilah terjadi diskusi dengan kami, apakah kami akan membagikan lokasi ini atau tidak. Kami menganggap, semakin banyak yang tahu ini makin tidak bagus karena akan semakin banyak orang-orang yang tidak bertanggung jawab yang hanya bisa berwisata tapi tidak bisa menahan tangan-tangan jahil mereka dari membuang sampah sembarangan atau mencoret-coret seenaknya. Nyatanya walau belum dishare di media sosial, aku melihat pepohonan sudah dipenuhi dengan coretan-coretan yang dipahat langsung ke batang pohon dengan pisau. Mereka yang hanya membagi-bagikan foto mungkin bisa tidak membagikan lokasi tempat ini dengan jelas namun tentu sulit bagiku untukku yang biasanya aku tuliskan. Akhirnya aku menuliskan nama lokasi ini dengan nama Tanjung Batu Putih, bukan nama umum yang dikenal masyarakat. Jika kalian menyebut nama tempat itu dengan nama di atas yakin tidak banyak yang bisa membantu memberitahu lokasinya. Tapi kalau kalian berminat ke lokasi ini bisa menanyakanku secara pribadi ancar-ancar lokasi dan nama yang familiar oleh masyarakat.
Malam di Pantai Panmuti
Nenda di atas bukit Tanjung Batu Putih
Karena lokasinya yang bagus dan enak buat menikmati sunset, dua hari kemudian aku mengajak keluargaku ke sini sekaligus untuk belajar nenda bareng anak-anak. Ternyata perjalanan ke tempat ini juga masih sempat salah. Aku ingat kata Erwin oh ternyata jalan dari masjid. Dan ternyata tidak ada masjid di sekitar tempat itu, entah apa aku yang tidak melihat masjid itu. Ternyata sesampai di lokasi yang cukup membuat anak-anakku excited, aku menemukan rombongan muda-mudi yang telah di atas. Menikmati senja dengan botol-botol minuman keras (mungkin sejenis sopi). Ah itu urusan mereka, aku lebih memilih mengabaikan dan sibuk memasang tenda agar bisa terpasang sebelum senja.
Setelah tenda terpasang, aku harus mendengar anakku terkecil berteriak minta makan mie tujuh. Mie tujuh itu istilah dia untuk menyebut mie sedap goreng original. Mie ini yang lekat dengan lidah anakku, dan dia tidak akan mau makan mie lain selain mie tadi. Jam lima lebih tenda terpasang ternyata hanya bertahan sampai jam tujuh saja.. hahaha.. nenda apaan ya cuma 2 jam doang. Tapi akhirnya aku mengalah membereskan tenda karena kupikir ini adalah pertama mereka nenda jadi aku tidak terlalu mau memaksakan diri. Mungkin lain waktu aku akan mengajak mereka untuk nenda lebih lama.

13 komentar:

  1. foto yg terakhir.. aaarghkeren.. ajarin aq MASTER..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Foto terakhir juga pilihan terakhir karena ada bulan, padahal kalo gak ada bulan mau ngincer foto galaxy bima sakti hehehe

      Hapus
  2. fotonya keren kereeen! yang pertama foto senjanya begitu syahdu, dan yang terakhir nggak kayak malam hari fotonya :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. malem itu cuma kan emang lagi ada bulan jadi terang...

      Hapus
  3. Jadi kangen camping trus liat bintang2 kece itu :-)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya asyik om cumi asal gak ketemu kayak cerita ini (lokasi ini): http://berbagi-berita-terbaru-internasional.blogspot.co.id/2015/03/hiiiiii-ada-pasukan-setan-di-noelbaki.html

      Hapus
  4. sama. pengen kemping juga kayak kak cumi. yg pasti tanjung batu putih emang kece.. ;)

    BalasHapus
    Balasan
    1. nah kemping bareng om cumi enak pasti nanti ada pasukan kancrut yang menemani tuh wkwkwk

      Hapus
  5. Mas, saya mau tahu nama lokasinya yang asli dong, sama rutenya...boleh gak mas?
    Kalo bisa kirimin di email aku saja, daripada di share disini kalo masnya gk keberatan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oke, dah aku email.. sorry agak telat

      Hapus
  6. Email saya vicarcatalan@gmail.com

    BalasHapus

Silahkan tinggalkan komentar anda disini. Untuk sementara komentar saya moderasi dulu karena banyak spam yang masuk. Terima kasih sudah berkunjung, salam MLAKU!

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Tulisan Lainnya